DARI PASSION MELEWATI PASSIO MENUJU PASKAH



DARI PASSION MELEWATI PASSIO MENUJU PASKAH

Bagi seorang penulis dan editor di ujung penanya (laptop atau PCnya) selalu ada dua hal ini: Passion dan Passio. Passion itu mengandung niat, minat, bakat, kemauan, kesempatan dan kebiasaan untuk menuliskan ide-idenya.

Tetapi sebelum mencapai hasil akhir yang membahagiakan, mencerahkan bahkan mengundang decap kagum pembaca (easter, paskah), seorang penulis dan editor harus melewati tahap via dolorosa, tahap passio, tahap jalan penderitaan.

Tahap passio terbungkus dengan rapi di ruang privat, dan tak perlu diketahui pembaca. Karena sudah panggilan jiwa si penulis atau editor untuk menyajikan tulisan yang baik bagi pembaca, apapun cara dan jalannya. Yang dipentingkan adalah jalan akhirnya, kepuasan pembaca atas tulisan atau buku yang dibaca oleh pembaca. Dengan melewati tahap-tahap itu, seorang penulis atau editor akan menikmati kepuasan batin atau kepuasan spiritual yang bersifat personal.

Apakah pembaca tidak mengalami kepuasan batin? Tentu saja punya, yakni kerinduannya untuk mendapatkan tulisan yang bermutu dan meneguhkannya sudah dia miliki.

Maaf judul ini tidak ada hubungannya dengan teologi Jumat Agung dan Teologi Paskah. Ini hanya sebuah penggambaran istilah sesuai dengan keyakinan saya yang hari-hari ini akan memasuki masa Via dolorosa selama 40 hari.

Berapapun lama atau cepatnya seorang penulis/editor menyelesaikan tulisannya aspek passio tetaplah menjadi penyemangat, spirit dan kekuatan internal. Ya sebuah kekuatan dalam dirinya sendiri. Tetapi hasil akhirnya dinikmati oleh pembaca sebagai kekuatan pencerahan yang mumpuni.

NB: Istilah Passion ada Passio saya kutip dari Pak St Kartono dalam sebuah kesempatan Extension Course Kebangsaan di Kolose de Britto, 23 Februari 2019 lalu,

Foto: via dolorosa sebagai ilustrasi saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANAMKAN JEJAK (1)

WATU NESAJA

MEREKA PERGI BERURUTAN