WATU NESAJA



WATU NE SAJA



#Mengenang masa kecil di Malapedho

Angin senja mendesir di antara
dedaunan lontar bergandengan
dengan pucuk-pucuk nyiur
melambai pada anak-anak bertelanjang dada
berperahu rakitan batang pisang
berlatih berenang di pusaran buih-buih
sembari memancing makan malam
pada umpan-umpan di antara bebatuan
kalau mujur dapat gurita.

Saban senja anak-anak melompat
pada Watu ne Saja yang kokoh lestari
tak peduli musim berganti
dari generasi ke generasi
biarkan diri diinjak juga dikencingi
anak-anak yang lagi memancing
juga paman-paman yang menyelam
mencari pengganti uang sekolah
menenteng bedil penuh ikan
kadang gurita dengan lebam pada pundak
dan luka menganga pada tangan
tertikam karang-karang saat melawan ombak
yang menerjang bersamaan bedil yang
memakan ikan tak berdaya.

Watu Ne Saja, kisah tentang masa kecil
tak lekang waktu
tak terhapus zaman
selalu menunggu untuk pulang
anak-anak yang merantau
duduk bakar lilin di pusara ine ebu (leluhur)
bergincu sirih pinang bersama ema pame, ine weta
kae azi doa senua ola.

#Mengenang peristiwa saya hampir tenggelam seorang diri di kaki Watu Ne Saja, Senin Kliwon 02 Juli 1984.Pada batu agak besar yang terlihat separuh itu aku selamat...hehe

Foto dari Om Agus Thuru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANAMKAN JEJAK (1)

MEREKA PERGI BERURUTAN